
FOCUS NEWS INDONESIA.COM
KUPANG – Mia Tresetyani Wadu (23) adalah salah satu pramugari pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air PK-CLC Penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). Mia adalah putri dari Set Wadu warga asal dari pulau Sabu, Provinsi NTT, yang tinggal di Bali.
Paman Mia bernama Simon Petrus Dira Thome, S.Pd yang juga merupakan wakil ketua DPRD Sabu Raijua, memberikan informasi kepada media bahwa Pada beberapa waktu lalu Mia sempat pulang ke NTT untuk mengikuti Tes CPNS lalu kembali lagi ke Bali dan tinggal bersama kedua orangtua dan keluarganya.
“Kami berharap adanya Mukjizat Tuhan Yang Maha Kuasa agar semua penumpang yang mengalami musibah bisa ditemuykan dalam keadaan selamat,” ucap pamanya dengan nada sedih.
Informasi dari Kakak kandung Mia, Ardi Samuel Cornelis Wadu, menuturkan dirinya sempat chatting dengan adik perempuannya melalui WhatsApp sebelum pesawat lepas landas. Keduanya bercanda melalui WhatsApp, Sabtu (9/1/2021) dan keduanya bercanda perihal hewan peliharaannya.
Kata Ardi, kebiasaan adiknya sebelum terbang, biasanya berkabar kepada mamanya, namun kemarin Mia tidak melakukannya. Ardi juga mengatakan lagi bahwa 2 minggu yang lalu Mia sempat minta ayahnya untuk membersihkan rumah.
Ardi mengisahkan bahwa kata teman kos Mia yang mengatakan kalau adiknya tidak terjadwal dalam flight tersebut, Namun dirinya juga kurang tahu mengenai kebenaran jadwal tersebut.
“ Teman kos Mia cuman bilang bahwa dia tidak seharusnya di penerbangan itu karena tiba-tiba jadwalnya di-switch jadi dia ikut itu. Temannya juga kirim screen shoot chat-nya bahwa bener dia itu di-switch seharusnya dia penerbangan malam kalau nggak salah,” ucap Ardi.
Selanjutnya, seorang calon penumpang Sriwijaya Air SJ-182, bernama Filshe Seyandha Selan, asal Kupang, NTT yang adalah guru pada Sekolah Kristen Kasih Yobel Pontianak lolos dari maut setelah memilih membatalkan terbang pada Sabtu (9/1). Sebelumnya, pada tanggal 2 januari 2021 pihak keluarga berdoa bersama di kupang dan mendapat tanda bahwa tanggal 8 dan 9 Januari bakal ada sebuah kejadian. Keluarga pun diminta terus berdoa. Dengan tanda yang diperoleh lewat doa tersebut, Filshe Seyandha Selan, akhirnya membatalkan keberangkatannya. Dan kebetulan pada tanggal itu juga Filshe merasa tidak enak badan.
Telah diberitakan sebelumnya oleh media Suryakepri.com, pada Minggu (10/1/2021) disebutkan bahwa tiket Yandha sudah oke, tapi dia batal ikut penerbangan karena dalam doa keluarganya di wilayah Oebufu, Kota Kupang, mendapat pertanda bahwa akan ada kejadian pada tanggal 8 dan 9 Januari 2021. Filshe Seyandha Selan membatalkan untuk ikut penerbangan Sriwijaya Air SJ-182 tersebut. Pihak keluarga pun merasa sangat bersyukur atas pertolongan Tuhan sehingga Filshe luput dari dari peristiwa itu.
Kakak ipar Filshe Yandha Selan yang bernama Frangky Reke, kepada wartawan mengatakan, Yandha baru bekerja setahun di Pontianak. Dia baru lulus tahun lalu dan langsung diterima bekerja sebagai guru di Pontianak di Yayasan Dian Harapan.
Informasi lain menyebutkan, ada dua penumpang asal Sumba dalam pesawat Boeing 737-500 PK-CLC Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Pulau Seribu itu. Keduanya atas nama Paulus Yulius Kollo dan Umbu Kristin Zai. (FNI/Red)