
FOCUS NEWS INDONESIA.COM.
EBIET G.ADE, yang memiliki nama aslinya Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far adalah penyanyi Indonesia yang lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisihkan. Lagu-lagunya bergenre folk pop, country, dan soft rock. Ebiet G. Ade mengemas berbagai macam potret kehidupan di Indonesia ke dalam lagu, sejak akhir tahun 1970-an sampai sekarang.
Tema lagunya beragam, salah satunya ialah tentang cinta seperti lagu berjudul Titip Rindu Buat Ayah. Cinta di dalam lirik ini, tentu saja bukan percintaan klasik antara pria dan wanita, melainkan cinta seorang anak kepada ayahnya.
Lirik-lirik lagu EBiet G. Ade kaya akan penghayatan di samping temanya. Ebiet mengeksplorasi berbagai macam tema dan konflik ke dalam lagu. Lagu-lagunya sendiri seolah merupakan cerita perjalanan hidup. Ada yang sarat akan makna kehidupan manusia dengan lingkungan alam.
Ada juga pergulatan hidup manusia dengan kondisi sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dan lain sebagainya. Sentuhan komposisi musiknya memberikan warna yang indah kepada dunia musik pop Indonesia. Dia merupakan legend bagi sebagian besar penduduk Indonesia, terutama penggemarnya.
Demikian yang perlu Anda ketahui tentang Ebiet G. Ade dan lirik lagu Titip Rindu Buat Ayah yang sangat menyentuh.
Lirik Lagu Karya Ebiet yang sangat dalam makna kehidupan manusia adalah lagu yang berjudul TITIP RINDU BUAT AYAH. Lagu memaknai rasa rindu dan cinta mendalam dari seorang anak kepada ayahnya sehingga anak tersebut mengisahkan tentang perjuangan sang ayah dalam menghidupkan keluarga serta rasa iba seorang anak tentang kondisi perjuangan hidup ayahnya dari waktu ke waktu hingga hingga usia menuah.
Kirsnys Lirik Lagu Titip Rindu Buat Ayah, yang tertera di bawah ini bisa mengahantar kita pada penghayatan hidup kita masing-masing.
LIRIK TITIP RINDU BUAT AYAH
Karya : Ebiet G, Ade
Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Kau nampak tua dan lelah keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hm
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban.
( FNI/Red)