TUTUP ACARA PENTAS SENI : JULIE SUTRISNO LAISKODAT BERIKAN TIPS PERTUNJUKAN DUKUNG PARIWISATA  NTT

0
313

FOCUS NEWS INDONESIA.COM

KUPANG NTT – Pertunjukan Tarian Etnis yang dipelopori oleh Forum Kesenian Antar Sanggar Etnis (Forkase) NTT sudah sangat bagus , namun harus diperhatikan secara detail tentang ekspresi penari dengan  jiwa tari yang dibawakan, kekompakan gerak-gerik , keseragaman busana,Tata Rias dan bloking panggung yang sesuai. Jika unsur-sunsur ini dilakukan dengan baik, maka perunjukan akan menarik ditonton secara nasional maupun internasional.

Hal tersebut diungkapan oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, saat  memberikan Evaluasi Pentas Seni Tari Tradisional di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, pada Hari Sabtu, 6 November 2020.  Pertunjukan tersebut dipelopori oleh Forum Kesenian Antar Sanggar Etnis (Forkase) dan dukungan dari Dekranasda Provinsi NTT.

Pertunjukan yang berthemakan “Melalui Budaya, NTT Bangkit NTT Sejahtera,” melibatkan 400 orang penari dan pemusik tradisi dari 27 Sanggar Etnis yang ada di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Serta dihadiri oleh para seniman dan Kepala Sekolah SMK dan SMA se Kota Kupang serta beberapa pejabat dinas-dinas terkait.

Pada sambutan acara penutupan itu, Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, saatnya para pelaku seni Tari, Teater dan Musik, untuk  lebih kreatif lagi  menampilkan seni pertunjukan yang profesional dan  berbobot, berstandar nasional maupun internasional guna mendukung pembangunan kepariwisataan di NTT.

“Seni Budaya kita banyak dan beragam serta unik dan tentu tidak dimiliki oleh negara lain. Alam kita sangat elok dan menarik buat dunia wisata . Karena itu kita harus mengelolahnya secara profesional untuk mendatangkan ekonomi bagi pelaku seni dan bagi seluruh masyarakat NTT,”ucap Julie.

Anggota Komisi IV DPR RI itu, mengatakan, ia sangat mengharapkan keterlibatan dari dinas-dinas terkait di Provinsi NTT, untuk mengangkat dan melestarikan kesenian  daerah  yang ada untuk kepentingan  Pendidikan dan Budaya juga untuk dikembangkan bagi Pariwisata di NTT.

“ Penting sekali dilakukan program seni masuk sekolah. Kita harus bisa  mengemas seni budaya kita untuk kebutuhan ekonomi dan wisata yang memiliki dampak bagi kesejahteraan hidup masyarakat,”ucapnya.

Kesempatan ini juga,ia memberikan beberapa tips pertunjukan untuk memikat penonton  yaitu, perlunya ekspresi gerak sesuai  dengan nilai tarian yang dipentaskan. Busana dan Tata Rias harus menggambarkan suasana roh pertunjukan itu. Keras lembutnya musik yang bunyikan harus bisa mendukung ekspresi gerak yang sedang di tarikan. Bloking Panggung, Tata Panggung, Lighting dan Dekor, harus bisa menggambarkan maksud dari keseluruhan suatu pertunjukan.

“Jangan sampai jiwa tariannya sedih tetapi musiknya keras dan terkesan riang. Jangan sampai musiknya lembut sesuai jiwa tarian tetapi penarinya tersenyum-senyum dan bergerak kasar dan kaku. Kalu terjadi seperi ini, maka pertunjukan itu sangat tidak menarik,” ungkap Julie.

Dalam sambutan penutupan tersebut, Julie Sutrisno Laiskodat, didampingi oleh Kepala BKD NTT, Ina Laiskodat dan beberapa pejabat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. Pejabat dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT. Para Kepala Sekolah SMA dan SMK se Kota Kupang dan Pengurus Forkase NTT.

Setelah memberikan sambutan dan tips pertunjukan, Julie Sutrisno Laiskodat, langsung menutup acara pertunjukan seni tradisional tersebut dan disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari seluruh peserta yang hadir.

Sesuai pantauan media ini, sanggar-sanggar yang hadir dalam pertunjukan itu adalah Sanggar Wela Pau Rana dari Manggarai  dengan Tarian Caci,  Sanggar Bisopo TTS dengan Tarian Toib Bife Maloit, Sanggar Woleka SBD dengan Tarian Woleka, Sanggar Le Lowe Wini (Sabu) dengan Tarian Pe’doa.

Sanggar Lakateu ( Malaka) dengan Tarian Bidu. Sanggar Loa Holu ( Rote Ndao) dengan Tarian Taibenu. Sanggar Poto Wolo (Ende) dengan Tarian Gawi. Sanggar Lopo Gaharu (Kota Kupang) dengan Tarian Hama Hala Kreasi Baru. Sanggar Ebulubo (Nagekeo) dengan Tarian Tea Eku. Sanggar Cunca Rede (Manggarai Timur) dengan Tarian Congka Sae. Sanggar Flores Timur dengan Tarian Tapu Tele Sokapalang. Sanggar Kulinggang (Alor) dengan Tarian Bong Weli. Kursus Musik Haleluyah dengan Musik dan Lagu “Sasando ”.

Sanggar Namnau Helong (Kab.Kupang) dengan Tarian Sasaet Sanglan. Sanggar Repeng Pede (Manggarai Barat) dengan tarian Wecak Belak. Sanggar Tebe (Belu) dengan Tarian Tebe Bot. Sendratasik UNIKA dengan Tarian Likurai. Sanggar Loka Sora (Sikka) dengan tarian Hura Kirek Bungan Kelan. Sanggar Mora Masa (Ngada) dengan Tarian Jai Laba Sese. Sanggar Petra Cilik (Sabu) dengan Tarian Ata Due.

Sanggar Seni Budaya Soba (Timor Amarasi) dengan Tarian Koa Kiku Rabeka. Sanggar Alegra (Lembata) dengan Tarian  Hedung. Sanggar Sabu dengan Tarian  Donahu hawu  Pedoa Masara. Teater Satu Timor dengan jenis pertunjukan  Musikalisasi. Sanggar Pasola Student Sumba Barat) dengan Tarian Kataga. Sanggar Alor 2  dengan Tarian Dodakado. Sanggar Bobblingin ( Timor Amarasi) dengan tarian Kosu Bi Fe Noni.

( FNI/ Pieter Kembo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here